Jumat, Mei 22, 2009

Makhluk yang hampir punah...

Makhluk bernama malu sekarang sudah hampir punah dari hati manusia...Akankah kita juga akan membantai malu dari hati kita???

Rabu, Mei 06, 2009

CARA MEMILIH CALON MENANTU TERBAIK

Kalau bapak dan ibu berkenan dengan seorang pemuda yang dinilai sesuai untuk dijadikan menantu, undang pemuda itu untuk makan malam di rumah. Saat makan bisa dinilai pribadinya......

Ini adalah sekelumit cerita dari sahabat kita....

Awal tahun 70-an saya sekeluarga ke luar kota. Selain tujuan berlibur, Ayah bawa kami ke sebuah pondok pesantren tempat ia mengais ilmu. Ketika itu usiaku baru genap delapan tahun.

Di antara perbincangan yang masih saya ingat dengan pengasuh pondok, pesannya kalau ada yang berkenan di hati untuk diambil jadi menantu, undang si pemuda itu datang untuk makan malam di rumah. Sewaktu makan bisa dinilai pribadinya.

Adakalanya diundang makan malam dengan niat untuk memancing calon menantu untuk sama-sama sholat berjamaah. Mau tak mau kalau benar-benar mau jadi menikah dengan gadis pilihannya, ajakan itu tak bisa ditolak.

Bukan hendak mendera tapi sebagai satu peringatan kepada si pemuda bahwa tuntutan beribadah dan menjaga keberkahan rezeki tidak boleh disepelekan. Rezeki yang berkah mestilah dari sumber yang halal. Untuk menikah, seorang pemuda itu mestilah mempunyai pekerjaan karena tanggung jawab utama mencari rezeki terletak di bahu suami bukannya istri.

Sebab itulah sepanjang waktu pertunangan, setiap keluarga pasangan dan pasangan itu sendiri berhak lebih serius menyelidiki latar belakang pribadi pasangannya. Pastikan hubungan mereka sesuai aturan agama. Ada orang ketiga menjadi perantara jika sekali-kali hendak bertemu agar terhindar dari fitnah dan godaan syetan.

Kalau ada yang cocok dan mencurigakan maka dalam waktu pertunangan ini salah satu pihak berhak memutuskan ikatan. Putus tunangan bukan berarti seorang gadis itu dinilai sebagai seorang yang tidak bermartabat.

Betapa banyak terjadi, berkenalan dengan seseorang, bertunangan dengan orang lain, ternyata nikah dengan orang lain lagi. Itulah jodoh. Apapun, kita tetap berusaha mencari yang terbaik meskipun tidak terlalu ideal seperti yang diangan-angankan.

Pendek kata ibu bapak perlu bersungguh-sungguh dalam menilai pribadi calon menantunya. Alllah akan beri sesuai acuan yang kita kehendaki jika usaha mendapatkan menantu sholeh kita mulai dari anak gadis yang dilahirkan. Diantara usaha yang perlu dilakukan oleh ibu bapak, setiap hari lakukan sholat hajat dan doa khusus untuk anak-anak kita agar kriteria calon suami yang digariskan oleh Islam terpenuhi.

Kalau perlu, kita bisa mencari orang lain untuk menyelidiki, untuk melihat kelakuan calon menantu sebenarnya. Mereka yang diamanahkan ini menjadi mata dan telinga kita. Oleh sebab itu harus terdiri dari orang yang amanah dan yang bisa dipercaya supaya tidak mengada-ada dan tidak membongkar cerita yang kurang baik hingga satu desa tahu hal itu.

Besar resikonya kalau bapak ibu meremehkan kepribadian calon menantu, tidak mau tau asal-usul keturunan. Asal punya pekerjaan tetap, punya mobil, tak sholat pun tak apa. Dengan alasan banyak juga orang bisa hidup kaya raya tanpa melaksanakan sholat. Ukuran memperhatikan sholat menjadi perkara terakhir dan sebagian lain cukup dengan sholat yang sekedar “gitu-gitu” aja. Tak penuh lima waktu pun tak apa asalkan sholat walaupun seminggu sekali di hari jum’at.

Malanglah kehidupan manusia begini, kehidupan hanya sekedar rutinitas belaka yang tiada nilai ibadah di sisi Allah swt. Hasilnya, lahirlah manusia-manusia yang kosong jiwanya,. Berbagai kerusakan bermula dari tangan mereka. Lama kelamaan dirasakan, nikah dengan tidak nikah tidak ada bedanya sebab tidak mendapat nikmat kebahagiaan dan ketenangan.

Rahasia ketenangan jiwa akan mudah memotifasi diri untuk berbuat baik dan sangat berkait dengan unsur keberkahan dalam hidup.

Ingatlah........yang membedakan antara yang tidak menikah, berhubungan sampai melahirkan anak di luar nikah dengan sepasang manusia yang mengikat diri dalam tali pernikahan secara sah dan mengikut hukum-hukum Allah ialah hasil dari titisan keturunan yang dilahirkan.

Perhatian pada ibu dan janin yang dikandung agar berkeadaan baik karena dunia memerlukan dzuriat (keturunan) yang sholeh dan sholehah hasil dari pertemuan dua jiwa yang berlainan jenis ini.

Karena generasi sholeh dan sholihah inilah yang mewarisi segala khasanah ilmu dan salinan pribadi Nabiullah SAW.

RAHMAT ALLAH TETAP AKAN TURUN TERCURAH DARI LANGIT SELAGI SETIAP HAMBA-NYA MASIH MAU MENENGADAH TANGAN DAN MASIH KENAL ARAH KIBLATNYA .................

Selasa, Mei 05, 2009

Sebuah renungan diri tentang MATI......

Wahai diri, ketahuilah bahwa bulan dan tahun, hari dan malam, hanyalah jangka waktu kerja dan kehidupan yang semuanya akan berakhir.
Malam dan siang silih berganti, mereka semuanya membawa dekat apa yang semula jauh, setiap yang baru akan menjadi lama dan akan membawa setiap diri ke atas perjanjiannya di hari qiyamat.
Wahai diriku......banyak yang memulakan hari tetapi tidak menyaksikan penghabisannya dan banyak yang ingin melihat esok tetapi mati sebelum kehendaknya terwujud.
Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali akan melambatkan kematian seseorang (atau sesuatu yang bernyawa) apabila sampai ajalnya dan Allah amat mendalam pengetahuanNya mengenahi segala sesuatu yang kamu kerjakan.” (Al-Munafiqun 63:11)
Wahai diriku!!!!! Satu tahun berlalu dari kehidupan memberikan isyarat bahwa dunia ini bukanlah rumah yang kekal dan kesudahan nya antara syurga dan neraka. Ibnu Umar meriwayatkan :
Rosululloh saw memegang bahunya dan bersabda :
“Hiduplah di dunia ini seolah – olah kamu orang asing atau musafir jalanan.”
“Jika kamu di waktu petang, jangan menunggu untuk hidup hingga pagi, dan apabila kamu di waktu pagi, jangan menunggu kamu hidup sampai petang. Ambil peluang semasa sehat sebelum kamu sakit, dan semasa kematian kamu sebelum matikamu.” (HR. Bhukhari)

Wahai diriku yang ada sisa umur yang sedikit, dan tidak tau waktu kepergiannya!!!!! Wahai diriku yang telah dilemahkan oleh dosa-dosanya, yang telah membuang waktu lampau dan tertidur, menutup telinga dari nasehat-nasehat yang ikhlas, mengabaikan sholat, melakukan banyak dosa dan menyebarkan kejahatan.
Wahai diriku....adakah kamu lupa saat kematian, saat menjadi sukar menggerakkan lidah dan tangan, dan saat keluarga dan kerabat kamu merintih????? Apakah kamu lupa apakah yang akan terjadi pada seseorang yang ditarik nyawanya keluar?????!!!! Tatkala usahanya mulai pudar, warnapun mulai bertukar dan dahinya juga berkedut????
Wahai diriku, dimana mereka yang telah hidup dalam jangka waktu yang lama disayangi???? 
Berapa banyak orang yang disayangi telah menutup mata mereka dan telah dikebumikan!!!!!!
 Adakah kematian mempunyai belas kasihan kepada keluarga yang sakit oleh karena dia seorang yang lemah???? Apakah ia menyediakan ganti yang akan memberi anak-anak dan orang-orang yang dibawah penjagaannya? Dimanakah mereka yang bersama tahun yang lalu?
Mereka menunggu hari yang mereka akan berbaris di hadapan Allah azza wazalla; hari di mana manusia takut menghadapinya, mata mereka di tangisi dengan tangisan panas dan jantung-jantung mereka akan menggigil dengan hisab yang mengerikan!!!!
“ Seorang anak adam tidak dibenarkan meninggalkan hari qiyamat sehingga ia ditanya dengan lima perkara : Bagaimana ia menghabiskan umurnya; bagaimana masa mudanya dilaluinya; hartanya bagaimana ia peroleh dan bagaimana ia belanjakan, dan ilmunya bagaimana ia mengamalkannya.” (HR. Tirmidzi)
Dan berkata Abdulloh Ibnu Mas’ud, “ Aku tidak pernah menyesal di atas apa-apa perkara lebih dari aku menyesal terhadap hari yang berlalu di mana nyawaku makin berkurang dan tidak ada penambahan di dalam kebajikanku.”
“Allah menghulurkan tanganNya pada waktu malam, maka yang berdosa pada siang hari bisa bertaubat, dan Dia (Allah) menghulurkan tanganNya pada siang hari, maka yang berdosa pada malam hari bisa bertaubat. Sehinggalah terbitnya matahari dari arah barat.” (HR. Muslim)
Wahai diriku yang menghabiskan tahun demi tahun, yang masih tidur, lalai dan lupa; wahai diriku yang telah datang tahun demi tahun, yang diselubungi lautan dosa, beritahu kapan masanya bertaubat?????????

Jumat, Mei 01, 2009

BISA KAH??????????

Dari Abdulloh bin shamit Rosululloh saw. bersabda, " Apakah tiada lebih baik saya memberitahu tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung - gedung dan mengangkat derajat seseorang?"

para sahabat menjawab, " baik ya Rosululloh."

Rosululloh saw bersabda, " Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu,

Engkau suka memberi maaf kepada orang-orang yang telah menganiaya kamu,

Engkau suka memberi kepada orang-orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kamu,

Dan engkau mau besilaturahmi kepada orang-orang yang telah memutus silaturahmi denganmu." (HR. Thabrani)